cara kerja Fire Door
Pintu api memiliki cara kerja yang spesifik untuk menangani situasi darurat kebakaran. Berikut ini adalah cara kerja pintu api:
Pencegahan Penyebaran Api dan Asap: Material pintu api dirancang untuk tahan terhadap api. Saat terjadi kebakaran, pintu ini bertindak sebagai penghalang, mencegah atau memperlambat penyebaran api dan asap antar ruangan atau lantai dalam bangunan.
Segel Intumescent: Pintu api dilengkapi dengan segel intumescent di sekeliling tepinya. Ketika terpapar panas dari api, segel ini memuai dan mengembang, menyegel ruang antara pintu dan bingkainya. Hal ini membantu mencegah penyebaran asap dan api.
Penghambatan Panas: Bahan pintu api memiliki sifat insulatif yang melambatkan transmisi panas, menjaga sisi pintu yang tidak terkena api tetap pada suhu yang relatif lebih rendah.
Mekanisme Penutup Otomatis: Sebagian besar pintu api dilengkapi dengan mekanisme penutup otomatis sehingga pintu akan menutup sendiri jika dibiarkan terbuka. Ini penting karena pintu api yang terbuka tidak akan efektif dalam mencegah penyebaran api.
Bahan Tahan Api: Pintu api terbuat dari bahan-bahan seperti kayu padat, baja, dan seringkali memiliki inti yang tahan api, seperti papan gipsum atau mineral lainnya.
Kaca Tahan Api (jika ada): Beberapa pintu api memiliki panel kaca. Kaca ini khusus dan dirancang untuk tahan terhadap panas dan tetap utuh selama kebakaran.
Pengujian dan Sertifikasi: Sebelum digunakan, pintu api harus melewati serangkaian uji ketat untuk memastikan bahwa mereka dapat bertahan selama periode waktu tertentu (misalnya, 30 menit, 60 menit, atau 120 menit) dalam kebakaran tanpa kehilangan integritas mereka.
Dalam prakteknya, pintu api harus selalu dalam kondisi baik dan tidak boleh diblokir atau dihalangi agar berfungsi dengan efektif. Pemeriksaan rutin dan pemeliharaan pintu api juga sangat penting untuk memastikan kinerjanya optimal saat dibutuhkan